"Aku sadar. Tanpa mereka aku tak bisa berbuat banyak. Ini suatu mekanika kerja yang harus di lestarikan. Mereka juga manusia yang memerlukan pengakuan akan perannya."
"Tanpa menghiraukan gunjingan orang? Teman sekerjamu misalnya?" Andreas menatap wajah Yulian yang begitu ceria siang itu.
"Cukup di dengar saja. Mungkin pandangan mereka berbeda." (Bahasa Cinta Part 2)
Bahasa Cinta (Part 3)
Yulian hampir tidak pernah mampir sepulang dari kerja, tapi entah kenapa sore itu dia mau saja di ajak Katrina singgah di kostnya. karena terlalu sering mengajak, Yulian ingin memenuhi permintaan teman sekerjanya itu.
Kost Katrina mempunyai halaman luas yang di penuhi aneka tanaman bunga. Ada Bougenvile, Asoka, nusa Indah. semua terwat dengan baik. Juga ada empat pohon cemara yang menjulang di tepi pagar.
Diam-diam Yulian mengagumi temannya itu. "Suasana kamar ini begitu tenang dan menawan, seperti pemiliknya." sanjung Yulian. "Kau benar-benar wanita mandiri Trin."
"Aku yakin kamu pun bisa seperti aku, bahkan mungkin lebih hebat. Kau memiliki mkeahlian yang jarang di miliki seorang gadis lain." balas Katrina.
"kamu terlalu berlebihan menilai aku."
"Bagaimana pekerjaanmu di lapangan tadi, menyenangkan?" Katrina mengalihkan pembicaraan.
"Aku ingin menganggap apa yang aku kerjakan menyenangkan." jawab Yulian sambil melipat bantal, agar sandaran kepalanya agak meninggi.
"Kiat seperti itu yang membuat wajahmu selalu tampak berseri. Aku kagum denganmu. Bahkan kau tak menghiraukan tatapan sinis Lasmiranda siang tadi."
Yulian tertawa lunak. "Itulah sifat buruk perempuan. Melirik,,, menatap sinis,,, berwajah masam dan menjep-menjep. Aku juga sering melakukan sifat seperti itu saat masih kecil."
"Tapi sudah tidak pantas untuk wanita dewasakan?"
"Yang penting kita lakukan yang terbaik Trin."
Yulian tidak lama singgah di rumah Katrina, sebelum bedug Maghrib ia sudah pamit pulang.
"Besok kamu ada acara?" tanya Yulian sebelum masuk ke mobilnya. Mobil hadiah Ayahnya ketika lulus SMA beberapa tahun yang lalu itu masih tampak mulus dan terawat baik.
"Nggak, ada apa memangnya?"
"Kita ke Puri Agung Sahid Jaya yuk! Lihat pameran lukisan karya Basuki Abdullah. Terus kita ke Blok M. aku ingi beli celana panjang, seminggu lalu aku lihat ada model klasik dengan warna natural yang bagus."
"Atur sajalah!"
Mazda hijau lumut itu bergulir mulus meninggalkan Katrina.
"Kamu suka lukisan?" tanya Yulian kepada Katrina siang itu. Ketika itu mereka berada di dalam mobil Yulian yang melaju menuju Puri Agung Sahid Jaya.
"Tentu, tapi aku kurang memahami lukisan abstrak." sahut Katrina.
"kalau begitu kamu menyukai aliran Realisme ya?" tebak Yulian.
"Ya, aliran Romantisme, Impressionisme, dan Kubisme juga aku suka. kalau kamu?"
"Aku menyukai semua aliran. Terutama lukisan Affandi, Basuki, Pablo Picasso, dan Ganguin dari Perancis yang beraliran ekspresionisme itu. Kalau mengamati lukisan mereka, imajnasi kita bisa melambung jauh di dunia lain.." ungkap Yulian yang memang menyukai lukisan.
Setelah mereka menyaksikan pameran lukisan dan membeli beberapa stel baju dan celana, Katrina menginginkan menghabiskan waktu siangnya untuk berkunjung kerumah Yulian.
Tentu saja Katrina terkejut menyaksikan rumah orang tua Yulian. Ternyata Yulian anak orang terhormat, Ayah-Ibunya guru besar di ITB. Pak Aribowo namanya. Apalagi ketika Katrina memasuki kamar Yulian. Di sana banyak piala dan piagam penghargaan menghiasi dinding kamarnya. lebih terkejut lagi setelah Katrina Tahu kalau Yulian adalah seorang pesilat Nasional yang punya prestasi luar biasa.
Hari demi hari hubungan Katrina dan Yulian semakin akrab. Bahkan, di kantor, Katrina mengharapkan perlindungan dari Yulian.
Niat pak Gerry yang semula ingin mengincar Yulian kini pupus, sebab setelah tahu kalau ayahnya Yulian adalah Pak Aribowo, yang mantan dosenya Pak gerry ketika kuliah.
"Saya tahu, Bapak akhir-akhir ini lebih sering memperhatikan Yulian ketimbang saya." keluh Lasmiranda siang itu.
"Kau harus memahami perasaanku Las. Kau tahu bagaimana kepedihanku di tinggal Clara?"
"Itu sebabnya Bapak belum mau mengambil aku sebagai seorang istri?" ungkap Lasmiranda kecewa.
"Ya..."
"Tapi Bapak dulu pernah menjanjikan itu pada saya. Dan saya telah memberikan semuanya untuk Bapak. Cintaku,,, Tubuhku,,," Lasmiranda terus mendesak
Sampai akhirnya Lasmiranda hamil. Entah benih siapa yang ada dalam rahim gadis itu. Lasmiranda tidak tahu, karena baik Pak Gerry maupun Hermawan sering melakukan hubungan intim dengannya.
Tragisnya, ternayata Siska juga mengalami hal yang sama. Gadis itu malah sudah dua bulan menyembunyikan kehamilannya. Sungguh lingkaran affair yang benar-benar gila.
(Bersambung......)
0 comments:
Post a Comment