Tuhanku, maafkan aku…!
Hingga saat ini, perasaan dan hati
ini harus menahan kepiluan yang
menyayat. Aku tidak bisa
melakukan apa-apa, sebab
sepertinya inilah jalan hidup
(takdir) yang Engkau gariskan pada
telapak tanganku. Haruskah aku
memberontak terhadap apa yang
Engkau takdirkan ini? Dengan cara
apa aku harus menjalani?
Tuhanku, maafkan aku....!
Sejak kecil hingga saat ini, Engkau
selalu memberi kepilauan dan
kepedihan pada hamba-Mu ini.
Jalanku selalu penuh liku,
kepedihan dan kegetiran hidup
selalu Engkau tunjukkan dengan
penuh Kebijaksanaan-Mu. Aku yang tidak bisa meninggalkan sesuatu begitu saja, Engkau paksa untuk mempelajari kehidupan ini.
Sejak saat itu kumulai sedikit demi
belajar dan terus belajar untuk
bersabar terhadap pahit dan manisnya hidup ini. Kuakui dengan begitu, kumulai belajar isi
dari Kitab Sama’ yang Engkau
ajarkan. Tetapi, haruskah aku
berlindung dibalik suratan yang
Engkau tulis dengan kalimat
"Engkau akan menguji sesuai dengan kemampuan hamba-Mu?"
Maafkan aku, Ya Tuhanku....!
Sekalipun cuma berdoa lantaran
sedang berada di tempat yang
berbeda, hati yang berbeda, dan
dalam aliran darah yang berbeda.
Aku akan tetap terus melangkah
dengan kenakalan dan kekonyolan
sikap yang kupunya. Namun, ya
Tuhanku, aku tidak pernah
meninggalkan harapanku pada-Mu.
Dalam setiap langkahku, aku selalu
berdoa pada-Mu dengan harapan
yang penuh keyakinan agar aku
menyadari segalanya demi masa
depanku.
Maafkan aku, Ya Tuhanku....!
Tujuan hidupku bukanlah kegembiraan. Karena jika itu salah
dan menyalahi jalan-Mu maafkanlah aku. Aku berfikir
demikian karena bisa jadi
kegembiraan hanya menjadi tipu
muslihat mimik wajahku jika tanpa
diikuti dengan kebahagiaan.
Jalanku menuju kebahagiaan itu
telah terbuka lebar. Dimanapun
dan kapanpun selalu kutemukan
jalan itu karena aku tahu pada
kondisi apapun disitu kutemukan
kebahagiaan baik lahir maupun
batin. Kupahami tiap detail jalan
itu, ranting-rantingnya dan dahan
yang menaunginya selalu
memberikan kesejukan dalam
kehidupanku. Kulakukan dengan
doa untuk doa selanjutnya,
membasuh tangan untuk
menyucikan diri.
Aku hanya berharap pada-Mu ya Tuhanku, berilah diri ini kebahagiaan yang penuh dengan suka cita agar hidupku kedepan penuh dengan senyuman.
Maafkan aku ya Tuhanku….!
Pada kondisi apapun aku selalu
berusaha untuk menyunggingkan
senyuman. Namun, aku masih
belajar dan akan terus belajar
untuk memahami kehidupan.
Kupelajari betapa tenteramnya
kedamaian, betapa indahnya
kesabaran, betapa mulianya
keikhlasan. Karena itu ya Tuhanku,
bukalah pintu ampunan dan
hidayah-Mu untukku. Berilah hati
ini keikhlasan untuk menerima
terhadap apa yang telah Engkau
takdirkan dalam hidupku….
Maafkan aku ya Tuhanku……
Bukan maksud hati untuk mengeluh, tapi ini hanyalah isi hatiku untuk-Mu.
Maafkan Aku, ya Tuhanku...!!!
Panumbangan, 22 Juni 2014
0 comments:
Post a Comment