Wednesday, April 23, 2014

Di balik Bilik Hati

Cobalah melihat satu sisi dibalik
bilik hatiku...!!!
Ia terlihat begitu rapuh, begitu
naif, ia gersang, karena kemarau
tanpamu
Kau melihatnya???

Ia tertampak tuna karena kaulah
indranya
Apakah kau juga menatapnya???

Cobalah rasakan debaran yang meringkih begitu melekat memilu, debaran yang kicauannya indah jika kau yang mendebarkannya. Terpadu menjadi sebuah harmoni, atas simfoni untukmu dan karenamu...
Apakah kau merasakannya???

Satu tatapan itu, menciptakan satu
debaran yang elok...
Apakah kau juga merasakannya???

Cobalah dengarkan ratapan pinta
yang memelas! Meminta kehadiran hatimu. Mendampinginya disingganasana
hatinya...
Apakah kau mendengarnya???

sebuah pinta kecil, tapi istimewa
untukmu yang berharga untuknya, untuknya selaku hatiku...
Apakah kau juga merasakannya???

Itulah yang terlihat, yang kau rasakan dan yang kau dengarkan di balik bilik hatiku. Ia telah menghambakan sekaligus
menghampakan hatinya hanya untuk hatimu...
Dan dengan hanya untukmu, pemilik hatimu dan juga menyertakan hatiku.

                              24 Mei 2012

Related Posts:

  • Da Aku Mah Apa Atuh??? (Edisi Kurang Kerjaan)DA AKU MAH APA ATUH ?? Semerbak terasa bau baham kamu, saat aku dekatimu dengan motor tuaku, lalu kau menyapaku, "Aa suku aku ka geleng." Gejolak hasratku mengajakmu menikah, dengan maskawin seperangkat alat terbang. Tapi, da… Read More
  • Hujan dan Kehidupan    11, Maret 2015  Hujan datang lagi. Beribu tetes jatuh setiap detiknya. Menapaki bumi sepanjang hari, seolah tak pernah lelah dengan keadaan ini. Menerjunkan diri ke berbagai belahan bumi. Mulai da… Read More
  • Kenapa Harus (SELALU) Wanita yang Disalahkan? Sebuah Puisi, yang bisa kita jadikan renungan bersama.... Dalam hatiku ada sedikit curahanCurahan hati berupa kegundahanBukan aku membenarkan prilaku wanita murahanYang suka mengobral kehormatanTetapi ada sebuah ke… Read More
  • Ratih....                         “Hampir dua puluh tahun kita berpisah. Cukup lama kan?”   “Ya, cukup lam… Read More
  • Maafkan Aku, ya Tuhanku...Tuhanku, maafkan aku…! Hingga saat ini, perasaan dan hati ini harus menahan kepiluan yang menyayat. Aku tidak bisa melakukan apa-apa, sebab sepertinya inilah jalan hidup (takdir) yang Engkau gariskan pada telapak tangan… Read More

0 comments:

Post a Comment