Monday, April 21, 2014

Biarlah sang Waktu yang Menjawab

Pahit benar kalau dirasa baik-baik. Tidak ada rasa yang sebaik ini jika kita hanya berdiam diri. Renung-renung malam sepi dalam untaian nada tak bersuara hanya merintih, menangis, sedih, luka bagai terkulai lemas. Aku dan jiwaku terpaku dalam nada-nada yang tak bisa di ungkapkan kata demi
kata, bait demi bait, dan alur demi alur.
Cerita panjang yang akhirnya kandas dalam perjuangan sesaat.

Melawan taqdir adalah hal yang paling tidak mungkin dilakukan oleh seorang manusia tidak berdaya seperti kita, mengubah arangbmenjadi api, mengubah debu menjadi asap, mengubah angin menjadi hujan, mengubah air mata menjadi tawa.
Semua itu adalah hal-hal tersulit yang tak dapat di tembus akal manusia seperti kita.

Berjuang untuk hidup atau berjuang untuk berkuasa???

Hari yang satu dengan hari yang lain telah berlalu dalam mutiara pujangga harahab, melantunkan berkat demi keindahan sesaat, membawa pahit duka nestapa yang begitu mendalam. Merubah alur menjadi jalan panjang yang tak berketentuan arah.

Berontaklah, anestesia! Berontaklah! Dalam dawai yang tersendak dari dulu mati.
Bergumam dalam nyanyian arwah yang tak pernah terdengar dan terasa dari hati setiap manusia yang mati.

Aku dan perjalanan hidupku kini mulai melarikana diri dalam hutan-hutan cemoohan, huta-hutan hinaan,
hutan-hutan makian dan perulangan yang
tak dapat dipungkiri baik atau buruknya.

Aku dalam aku kian makin marak bertanya dalam dengki dan dendam. Mengubah katabmaaf menjadi bencana panjang. Aku tak sanggup membawa semua beban yang terkulai lebar sendiri, membawa lari darah yang membawaku dalam ajal kematian.

Tapi,,, kini kesadaranku mulai nyata adanya, bahwa aku dalam hidup ini harus yakin akan merpati putih yang baik dan penuh tanya, memaafkan semua, membuatnya menjadi indah pada waktunya.

Berlarilah dengan mulia dalam hidup yang penuh dusta nestapa, berlarilah dengan membawa kehancuran yang tak kunjung datang.
Yakinilah! semua berubah dengan indah dan nikmat, penuh rasa, penuh suka cita, baik cepat atau lambat, kelak dunia
akan membuktikan kebenaran mutlak yang tak terelakan.

Related Posts:

  • Ya SudahlahCatatlah! Ketika tawa tak dapat lagi diciptakan, kemudian hanya muncul keheningan. Meraungi gumparan sunyi yang memantul perlahan dari rerambatan angin malam. Sungguh, saat tak ada lagi yang mampu mendengar apa yang kita kesa… Read More
  • Kenapa Harus (SELALU) Wanita yang Disalahkan? Sebuah Puisi, yang bisa kita jadikan renungan bersama.... Dalam hatiku ada sedikit curahanCurahan hati berupa kegundahanBukan aku membenarkan prilaku wanita murahanYang suka mengobral kehormatanTetapi ada sebuah ke… Read More
  • [Masih] Tentang DiaIni pertemuan kita yang kesekian kali, entah apa kau menyadarinya, tapi aku tahu aku begitu menikmati wajah teduhmu di setiap detik temu kita Temu yang tak jarang hanya bertahan sekian menit, lalu berakhir begitu saja tanpa a… Read More
  • Maafkan Aku, ya Tuhanku...Tuhanku, maafkan aku…! Hingga saat ini, perasaan dan hati ini harus menahan kepiluan yang menyayat. Aku tidak bisa melakukan apa-apa, sebab sepertinya inilah jalan hidup (takdir) yang Engkau gariskan pada telapak tangan… Read More
  • I'm Sorry Good ByeAkan ku ukir satu kisah tentang kita Dimana baik dan buruk terangkum oleh indah Akan ku cerma semua karya cipta kita Dimana hitam dan putih terbalut oleh hangatnya cinta... (Tunjuk Satu Bintang-Sheila on 7) Dalam hidup ini ki… Read More

0 comments:

Post a Comment