Sunday, April 26, 2015

Kenapa Harus (SELALU) Wanita yang Disalahkan?




Sebuah Puisi, yang bisa kita jadikan renungan bersama....


Dalam hatiku ada sedikit curahan
Curahan hati berupa kegundahan
Bukan aku membenarkan prilaku wanita murahan
Yang suka mengobral kehormatan
Tetapi ada sebuah kenyataan
Tentang prostitusi Online atau PSK jalanan
Yang telah berlangsung sepanjang jaman
Kenapa Hanya ksum wanita yang dipersalahkan?
Kenapa Hanya kaum wanita yang dipertentangkan?
Kenapa Hanya kaum wanita yang diperendahkan?
Kenapa Hanya kaum wanita yang dipojokan?
Mungkin merekapun punya alasan
Yang patut kita renungkan
Dan dijadikan bahan pemikirann
Agar mendapat perhatian dan kebijaksanaan
Dalam menerapkan segala kebijakan
Wanita itupun punya pasangan
Yaitu pria hidung belang yang kesepian
Dan lemah dalam hal keimanan
Patutlah diberi pula pelajaran

Gubernur Jakarta Ahok punya analogi
Bahwa PSK ibarat kotoran atau tahi
Benda yang najis dan jijik sudah pasti
Tapi aku yang bodoh punya opini
Dan pertanyaan dalam hati
Lebih jijik mana dengan anjing pemakan tahi?
Anggaplah anjing ibarat pria pemuas birahi
Dan Ahok pun punya opini
Lebih baik PSK di Lokalisasi
Agar mucikari tidak menyebar dipelosok DKI
Apakah itu satu-satunya solusi?
Mari kita semua TAFAKURI!!!

Related Posts:

  • Self Editing by @KampungFiksiRepost: Penerbit DIVA Press. *Senin Menulis: #SelfEditing by @KampungFiksi Typhobia, 20 April. Oke, kita bahas #selfediting ya. Ini penting banget, terutama buat penulis yang masih puber. Hihi. #SeninMenulis.  Kebiasaan … Read More
  • DraftMaafkan aku ya Allah, bukan maksud hati aku mengeluh, namun ini hanyalah sebuah curhatku untukMu Terlalu sakit, terlalu menyesakkan.  Aku cuma ingin mamaki, mengutuki.  Aku cuma ingin sedikit mengecap rasanya lega.&… Read More
  • TodayHidup hari ini mengajari aku cara untuk mengampuni, karena bukan hakku untuk menghakimi. Hidup hari ini menyadarkanku siapa sesungguhnya kawan, mereka yang bukan sekedar tertawa bersama namun tau perih hati tanpa mendengar ce… Read More
  • Mencintaimu Cukup Bagiku “Gabriel.. ayo!” Waktunya tiba, perempuan paruh baya itu sudah memanggilku. Aku tak punya alasan lagi untuk berkata ‘tidak’. Kupandangi pintu lobi itu, entah untuk yang keberapa kali. Disana ada seorang penjaga, masih … Read More
  • Pagi Menjawab CintaSuara riuh anak-anak, kadang memekik kadang bersahutan, semua larut dalam kegembiraan. Di aula sederhana berdinding retak dengan cat tembok yang mulai meluntur mereka riang gembira bersama sosok gadis bertubuh luwes yang kad… Read More

0 comments:

Post a Comment