Pages - Menu

Thursday, January 1, 2015

Penulis Galau







   Aku ingin menulis! Aku benar-benar ingin menjadi penulis! Aku bosan dengan pelajaran-pelajaran yang makin nggak masuk akal di otak saya. Buat apa kita menghitung gaya benda di bidang miring? buat apa kita menghitung integral-integral yang berlipat-lipat itu? tidak berguna dan tak masuk akal. Kalau pelajaran Biologi saya masih lumayan senang lah, lucu juga kita bisa meramalkan seperti apa anak kita nantinya, dan sangat berguna sekali mempelajari bioteknologi dijaman yang makin serba susah bahan pangan ini.


  Tapi itu tak menyurutkan keinginanku menjadi penulis!

   Aku menahan nafas ketika saya membaca karya-karya Kahlil Gibran, Winna Efendi hingga Monica Anggen. Ketiganya adalah penulis favoritku. Apalagi karya Kahlil Gibran, meskipun susah dicerna rasanya ada nilai khasnya tersendiri dari karya -karya mereka. Ada sesuatu yang tak bisa kita lupakan karyanya. Ya itulah sastra-seni dalam sastra, tapi sayang sekali saya tak mempunyai hal itu.

    Ah... katanya menulis yang paling bagus adalah menuliskan pengalaman sendiri. Yups... saya ingin mencoba menulis. dibaca ya kawan!!!

    Bulan lalu kami menghadapi UAS dengan jungkir balik. Secara cara kami tempuh agar kami berhasil mendapat ijazah SMK, dari cara yang biasa-biasa saja hingga curang, padahal itu dosa, tapi kami merasa tidak begitu bersalah karena memang itu sudah menjadi tradisi dan rahasia umum. yeah. pokoknya lulus sekolah! kami dapat bahagiakan orang tua, walaupun...

    Ah! kok malah jadi menceritakan kejelekan pendidikan negara ini! tak ada majasnya, benar-benar kayak menulis buku harian saja! huh! ada ide tidak? oh mungkin tentang cinta! ya cinta! bukankah itu hal yang sangat universal? dan menurutku, genre romance ini paling banya di gemari oleh pembaca novel dan memiliki nilai jual tinggi. kan keren tuh kalau aku jadi penulis terkenal dan mempunyai banyak fans... hehehee. Okelah saya akan mulai menulis lagi.

    Pertama kali aku melihatnya saja aku sudah merasa melayang. aku tak pernah merasakan rasa seperti ini. rasa selalu ingin bersama, rasa yang penuh kasih suci, dia tersenyum menyebut namaku. aku melayang ke negeri ketujuh. Ya tuhan inikah rasanya jatuh cinta??

    Huftt.... paragraf pertama yang aku buat ini sungguh alay! aku jadi mengomel pada diri sendiri. Rasanya sangat nggak masuk akal bagaimana mungkin pertama melihat langsung merasa melayang? kecuali kalau dia meminum bir! Ya dia meminum bir!

    Kaleng bir terbuka. Aku meneguknya dengan kalap. menghabiskannya hingga tak tersisa. Aku memang sudah terbiasa dengan berbagai macam alkohol, tak peduli dengan sekitar, aku memeluk laki-laki itu, kami menghabiskan malam bersama.

    sial, kok malah jadi cerita tentang perek begini sih! ah! serba salah menjadi penulis itu!

    laki-laki itu makhluk mengerikan. tapi aku lebih mengerikan lagi. air mataku mengalir seraya mengambil bedak yang ada dimeja rias. lalu aku....

    Duhhh.... Aku nggak ngerti bagaimana cara berdandan, pakai bedak, lipstik, aku kan Cowok. Bagaimana saya bisa menuliskannya???

    Aku melangkah pergi. mencegat angkot pertama dan turun disebuah tempat yang sangat ramai. meskipun bau, aku tetap melangkah ke tempatku biasanya. diam-diam saya membawa pisau,dan aku membunuhnya! tak peduli meskipun mendengar lolongannya, amis darahnya mengalir di tanganku yang putih. sangat terlihat kontras. lalu aku pun mulai berteriak "ayam Bu, ayam! monggo!!"


    Lho! bagaimana Aku ini? tadi menulis tentang cinta, tiba-tiba pembunuhan-dan ternyata penjual ayam dipasar. Ah payah sekali. Aku payah. sangat tidak nyambung sekali ceritaku.

"Mas, kok tampak galau?"
 
"Eh kamu bicara sama saya?"


"ya iyalah."

"Kok bisa?"
 

"Ya bisa sajalah kan kamu penulisnya. Kamu bisa menjadikan Aku apa saja!"
 
"Oh begitu ya?"
 

"Ya bisa. Mau Kamu jadikan Aku anak SMK yang ikut UAS, Pelacur, Pembunuh, Tukang ayam, semua terserah kamu."
 
"Oh begitu toh." Aku menggangguk. Entah karena ngerti atau cuma percakapan ini cepat selesai saja.


"kalau begitu Aku ingin kamu menjadi penulis yang hebat!"


"lho aku terserah kamu saja."


    Aku mengacuhkan orang gila yang baru saja berbicara denganku. huh! benar-benar menghabiskan waktu saja! aku membuka sebuah bungkusan karung yang terdapat buku tulis dan pensil didalamnya. aku mengangkat pensilku dan mulai menulis

     Aku duduk disebuah warnet. Mengetik semua kata yang saya inginkan. Tapi mengapa kumpulan kata-kata itu semakin rancu bagiku. setiap sudut mata ini mulai tergenang oleh air mataku.
   Aku menangis??? Tidakkkkkk..... kenapa aku jadi lemah begini???
   Orang-orang tak ada yang mempedulikanku. Mereka hanya sibuk dengan game dikomputer masing-masing dengan rokoknya yang masih mengepul. Ah.... Aku benar-benar kecewa. aku menangis meraung-raung.
   Kapan Aku bisa menjadi seorang sastrawan??? Pertanyaan bodoh yang nggak mesti di jawab oleh orang lain, karena cuma aku sendiri yang bisa menjawabnya

    Air mataku mengalir. aku tak kuat lagi menulis. aku tak sanggup mengungkap semuanya. sudah kulakukan semua hal menjadi anak SMA, menjadi pelacur,menjadi pembunuh, menjadi tukang ayam, tapi mengapa penulisku tak kunjung puas dengan diriku ini.aku cuma bisa menuliskan itu untuk penulisku.

 Apa maksud kamu?" Sentakku.


 Makanya aku hendak menulis tentang penulisku, tapi mengapa kok aku hanya bisa menulis satu paragraf saja? ah! ya bagaimana mungkin aku bisa menulis? penulisku saja tak bisa menuliskanku!

 "Kurang ajar!" Lagi-lagi aku Berteriak

 "Memang benar!"

"Ku bunuh kau!" Ancamku.

"Silahkan!!!" Dia menantangku. "Aku tak takut karena aku memang tak bernyawa!!"
    Aku mengambil pisau, memejamkan mata dan menusuk diriku sendiri. Aku kembali membuka mata. Aku masih di sini, di Cirebon, di rumah Mertuaku. tidak berada di pasar sambil mengenggam pisau.

    Apa kalian mengerti jalan cerita ini? hahaha.... Tenang saja sobat! kalian bukannya tak mempunyai rasa seni sastra yang tinggi! aku penulisnya saja tak mengerti tentang jalan cerita semua ini!

"Aku penulisnya!" Jawabku cepat

"Siapa yang ada dipasar sekarang?"
"Gila kamu!" Hardikku.

"Kamu juga gila!! sudah diam! aku akan mempostingkan tulisan ini di sosial media! selamat hidup didalam fiksi wahai penulis galau yang tak punya rasa syukur!!!

   Penulis galau yang tak punya rasa syukur???? oh my God. kata-katanya sungguh amat sangat nyelekit, menampar sCirebebelah pipiku. Tapi memang benar sih.

 Hahaha.... ngerti nggak sobat Blogger??? Terserah deh kalian mau menilainya seperti apa, yang jelas ini tulisan pertamaku di tahun 2015 ini. hihihi.... 



Cirebon, 1 Januari 2015.

2 comments:

  1. tetap galau tetap gila dan tetap nulis mas broh... happy blogging.. ahahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau Galau ataupun Gila, intinya tetep berkarya,,, :v :v

      Delete