Aku memang si pelayan...
Hakku sudah ditiadakan. Hanya para
majikan yang mau sukarela memberiku hak. Tak apa, aku sudah biasa. Kebutuhanku tak ada nilainya.
Mengucap untuk meminta sajapun aku tak sanggup pilihkan kata-katanya. Jangan dimanja, aku harus ditempa.
Setiap hari, agar aku tetap dalam
jalur yang benar. Agar aku tak
membangkang dan tidak mengacuhkan perintah para majikan.
Kembali lagi aku merasa
sendirian. Ternyata memang
harus begitu. Kebutuhan para majikan yang nomor satu, tak boleh ada yang ganggu.
Aku yang selalu salah, karenanya aku harus terus belajar untuk mengerti.
Bahkan cobaan itu tidak ada, hanya hukuman atas kelalaian dan kebodohan.
Dan aku ikhlas menerimanya jika dengan itu aku bisa diterima.
No comments:
Post a Comment